MERANCANG WPS
(WELDING PROCEDURE SPECIFICATION)
Langkah-langkah dalam merancang WPS:
1. Drawing
Check
drawing yang ada. Check jenis material yang dipakai dalam welding
process. Jenis material tersebut termasuk Group apa (Group I, II, III,
IV).
Tensile strength dari material, Welding Process yang digunakan, AWS Specification, Electrode Classification.
Jenis Material/Base Metal yang digunakan mengacu pada code, code yang dipakai harus edisi terbaru. Misala dipakai AWS D1.1.
Untuk Base Metal, standard yang dipakai AWS D1.1 Table 3.1.
Check Thickness material, Edge Preparation, Joint Position, Joint Type.
Check Welding Symbol yang dipakai untuk menentukan Edge Preparation, Joint Type, Sudut Bevel (Angle Groove).
2. PWPS (Preliminiary Welding Procedure Specification)
Data
material yang ada dalam drawing dibuat dalam PWPS. Dalam PWPS memiliki
kepala surat yang berisi: Project Name, Form No, Document No, Revision
No, Supporting PQR No, Date, Page No, PWPS No.
Untuk
Joint Design harus digambarkan dan ditulis thickness material, groove
angle, root gap, root face dan digambarkan juga Welding Sequence.
Check
Parameter Electrical antara lain Range Ampere & Range Voltage
(root, hot, fill, capping), Polarity, Travel Speed, Heat Input.
Check Consumable, yaitu: Type, Class, AWS Specification, Size Electrode (Diameter Electrode).
Check Welding Process, yaitu: Joint Position, Side (root, hot, fill, capping), No Weld Pass.
Untuk
Consumables, keterangan yang ditulis sesuai dengan welding process
yaitu: Flux yang digunakan, Shield Gas, Flow Rate, Back Purge, Stick Out
(root), Stick Out (fill), Consumable Treatment.
Consumable Batch No, keterangan berupa: Electrocde No, Nozzle Diameter, Wire Feeder.
Thermal Treatment, keterangan yaitu: Preheat, Temperature Check Methode, Max Interpass Temperature.
PWHT, keterangannya: Thickness, Temperature, Time.
Pada kolom Completion of Procedure harus ada antara lain: Prepared by, Reviewed by, Approved by, Client Representative (3rd Party)
Technique, keterangannya: Position Qualified, Weld Progression mengacu pada AWS D1.1 Table 4.1
Untuk
NDT keterangannya: Test Methode yang dipakai Visual Inspection, MPI,
DPI, RT, UT dilakukan 100% dengan Standard AWS D1.1 Table 6.1
Untuk Mechanical Test, Test Methode berupa Tensile Test, Root Bend, Side Bend, Face Bend dengan Standard AWS D1.1 Table 4.2
Lokasi Specimen Test harus digambarkan untuk menentukan lokasi specimen test diambil sehingga dapat memperkuat bukti.
Pada pelaksanaan Mechanical Test harus disaksikan Client dan direcord.
3. Welding as PWPS
Data-data
PWPS dipakai sebagai panduan dalam welding process. Semua data yang ada
dalam welding process dicatat dalam Procedure Qualification Record
(PQR). Range Ampere dan Rang Voltage yang didapat dalam proses welding
pada Root, Hot, Fill, Capping harus direcord. Begitu juga Travel Speed,
Heat Input, Diameter Electrode harus direcord.
4. Setelah Proses Welding selesai maka dilakukan Inspeksi yang meliputi:
a. Visual
Inspection, dilakukan 100% dan direcord dalam PQR, apakah data yang
didapat Accept atau Reject sesuai dengan AWS D1.1 Table 6.1
b. NDT,
antara lain: MPI (Carbon Steel), DPI (Stainless Steel), RT, UT. Semua
data direcord dalam PQR, Accept atau Reject sesuai dengan AWS D1.1 Table
6.1. Pelaksanaan
NDT dilapangan tidak harus 100%, sesuai dengan kebutuhan, lokasi
welding (primer member atau tidak) dan permintaan Client.
Kemudian
dilakukan Mechanical Test, Standard yang dipakai AWS D1.1 Table 4.2.
Pelaksanaannya harus disaksikan Client Representative.
Hasil
yang didapat Accept atau Reject harus direcord dalam PQR. Bila Accept
maka hasil welding dianggap OK, bila Reject maka harus dilakukan tes
ulang ataupun repair. Bila hasil tes benar-benar Reject maka harus
dilakukan proses welding ulang.
Setelah
hasil Visual Inspection, NDT, Mechnical Test memenuhi Standard maka
hasil yang dipakai dapat dipersiapkan untuk menjadi WPS dan harus dapat
Approval oleh pihak yang berkepentingan.
Mechanical
Test biasanya mengacu pada Client Spec, bila Client meminta Mechanical
Test tambahan maka harus dilakukan walaupun tidak terdapat dalam
Standard karena Client Spec merupakan Standard tertinggi.
Bila Client Spec meminta Hardness Test biasanya dilakukan juga Macro Test karena kedua tes tersebut sejalan.
5. Data yang sudah Accept dalam PQR dipersiapkan menjadi WPS.
Dalam
WPS memiliki kepala surat yang berisi: Project Name, Form No, Document
No, Revision No, Supporting PQR No, Date, Page No, WPS No, Material
Spec.
Untuk
Joint Design harus digambarkan dan ditulis thickness material, groove
angle, root gap, root face dan digambarkan juga Welding Sequence beserta
jumlah bead.
Untuk Thickness Range dan Pipe Diameter qualified mengacu AWS D1.1 Table 4.2.
Untuk
Technique: Position qualificataion mengacu AWS D1.1 table 4.1. Harus
ditulis juga Weld Progression, String/Weave, Max Weld Bead, Interpass
Cleaning.
Pada Weld Pass Detail: No, Side (root, hot, fill, capping), Position
Electrode Description: Type, Class, AWS Spec, Size.
Welding
Parameter: Ampere Range & Voltage Range dibuatkan nilai rata-rata
untuk lokasi pass, kemudian nilai rata-rata per lokasi pass dalam PQR
dihitung mengacu AWS D1.1 Table 4.5. Polarity, Travel Speed, Heat Input
harus direcord.
Untuk
Consumables, keterangan yang ditulis sesuai dengan welding process
yaitu: Flux yang digunakan, Shield Gas, Flow Rate, Back Purge, Stick Out
(root), Stick Out (fill), Consumable Treatment.
Consumable Batch No, keterangan berupa: Electrocde No, Nozzle Diameter, Wire Feeder.
Thermal Treatment, keterangan yaitu: Preheat, Temperature Check Methode, Max Interpass Temperature.
PWHT, keterangannya: Thickness, Temperature, Time.
Pada kolom Completion of Procedure harus ada antara lain: Prepared by, Reviewed by, Approved by, Client Representative (3rd Party).
6. Setelah semua data Benar dan mendapat Approval dari pihak-pihak yang berkepentingan maka data tersebut telah Sah menjadi WPS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar